Asas Asas Lingkungan Hidup
14 Asas Asas Lingkungan Hidup
Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan
kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk
menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas
dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara
terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan
secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya diakui oleh segolongan
ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan penyamarataan
secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang lebih
terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Namun
demikian sebaliknya apabila suatu asas sudah diuji berkali-kali dan
hasilnya terus dapat dipertahankan, maka asas ini dapat berubah
statusnya menjadi hukum. Begitu pula apabila asas yang mentah dan masih
berupa dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa
disebut hipotesis, Hipotesis ini dapat menjadi asas apabila diuji secara
terus menerus sehingga memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang
dapat diterapkan secara umum. Untuk mendapatkan asas baru dengan cara
pengujian hipotesis ini disebut cara induksidan kebanyakan dipergunakan
dalam bidang-bidang biologi, kimia dan fisika. Asas baru juga dapat
diperoleh dengan carasimulasi komputer dan penggunaan model
matematika untuk mendapatkan semacam tiruan keadaan di alam (mimik).
Cara lain juga dapat diperoleh dengan metode perbandingan misalnya
dengan membandingkan antara daerah yang satu dengan yang lainnya.
Cara-cara untuk mendapatkan asas tersebut dapat dikombinasikan satu
dengan yang lainnya.

Asas di
dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokoh
dan kuat untuk mendapatkan hasil, teori, dan model seperti pada ilmu lingkungan
Secara umum asas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdiri dari 14 asas yang
di dalamnya berisi mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem
maupun populasi, dan lain-lain. Berikut adalah keempat belas asas beserta
contohnya.
Asas 1
“ Semua energi yang
memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai
energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari suatu bentuk
ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.”
Asas ini disebut juga
dengan hukum konservasi energi, dalam ilmu fisika sering disebut
sebagai hukum termodinamika pertama. Asas ini menerangkan bahwa
energi dapat diubah, dan energi yang memasuki jasad hidup, populasi ataupun
ekosistem dianggap sebagai energi yang tersimpan ataupun yang terlepaskan,
sehingga dapat dikatakan bahwa sistem kehidupan sebagai pengubah energi.
Contoh : Banyaknya
kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup
menjadi energi untuk tumbuh berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang
terbuang. Dalam dunia hewan sebagian energi hilang, misalnya, dalam bentuk
tinjanya sebagian diambil oleh parasit yang terdapat dalam tubuhnya.
Metabolisme hewan ini kemudian terbagi dalam beberapa komponen yang tetap dapat
mempertahankan kegiatan metabolisme dasarnya.
Asas 2
“ Tak ada sistem
pengubahan energi yang betul-betul efisien. ”
Asas ini sama dengan hukum termodinamika kedua dalam
ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun
demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas
tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.
Contoh : Dalam
sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun
ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan dan
digunakan oleh organisme hidup yang lain. Misalnya pada piramida makanan,
tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang
banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit,
disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien
(banyak terbuang). Selain itu, energi yang diambil oleh hewan untuk
keperluan hidupnya adalah dalam bentuk makanan padat yang bermanfaat. Tetapi
panas yang keluar dari tubuh hewan karena lari, terbang, atau berenang terbuang
tanpa guna.
Asas 3
“ Materi, energi, ruang,
waktu dan keanekaragaman, semuanya termasuk kategori sumber alam. ”
Contoh : Pada ruang yang
sempit bagi suatu populasi yang tingkat kepadatannya tinggi mungkin akan
terjadi terganggunya proses pembiakan. Pada ruang yang sempit hewan jantan akan
bertarung untuk mendapatkan betina sehingga pembiakan terganggu. Sebaliknya
kalau ruang terlalu luas, jarak antar individu dalam populasi semakin jauh,
kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan
akan terganggu.
Ruang
dapat juga memisahkan jasad hidup dengan sumber bahan makanan yang
dibutuhkan, jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap
perkembangan populasi. Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang
berdiri sendiri. Misal hewan mamalia di padang pasir, pada musim kering tiba
persediaan air habis dilingkungannya, maka harus berpindah ke lokasi yang ada
sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya
cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keanekaragaman
juga merupakan sumber daya alam. Misal semakin beragam jenis makanan suatu
spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang
dapat memusnahkan sumber makanannya. Sebaliknya suatu spesies yang hanya
tergantung satu jenis makanan akan mudah terancam bahaya kelaparan.
Asas 4
“ Untuk semua kategori
sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit kenaikannya sering
menurun dengan penambahan dengan penambahan sumber alam itu sampai ke
suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada pengaruh yang
menguntungkan lagi. ”
Asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti
yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada
pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
Contoh : Pada keadaan
lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik –
turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi
pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumber alam berkurang. Tetapi
sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumber alam bertambah.
Asas 5
“ Ada dua jenis sumber
alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan
seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. ”
Pada asas ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang
tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan
kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh : Suatu jenis
hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis
tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya
kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumber alam
(makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
Asas 6
“ Individu dan spesies
yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung
berhasil mengalahkan saingannya itu. ”
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi yang akan
kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif
akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Contoh : Mula-mula
di bukit pasir tumbuhan pelopor itu kemudian berhasil mengubah keadaan
lingkungan. Pada perkembangan berikutnya, serangkaian spesies lain yang lebih
adaptif dengan keadaan lingkungan barulah yang datang mengganti, dan tumbuhan
pelopor kemudian tersisihkan. Proses penggantian spesies secara berurutan
inilah yang dikenal dengan proses suksesi.
Asas 7
“ Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah
diramal. ”
Pada
asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada
pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan sukar-mudahnya
untuk diramal berbeda untuk semua habitat sehingga diharapkan pada setiap
lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya.
Contoh :
Keadaan
iklim yang stabil dalam waktu yang lama tidak saja akan melahirkan
keanekaragaman spesien yang tinggi, tetapi juga akan menimbulkan keanekaragaman
penyebaran kesatuan populasi.
Asas 8
“ Sebuah habitat dapat
jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana nicia
dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. ”
Asas
ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang berbeda di
alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan
cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas,
maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang
keanekaragamannya kecil.
Contoh : Burung
dapat hidup dalam suatu keadaan lingkungan yang luas dengan spesies yang kurang
beraneka ragam, karena burung mempunyai kemampuan menjelajah. Tumbuhan dan
serangga mempunyai gerakan terbatas, sehingga hanya dapat memanfaatkan bahan
makanan disekitarnya. Oleh sebab itu tumbuhan dan serangga lebih responsif
terhadap lingkungan terbatas dibandingkan dengan burung. Tumbuhan dan serangga
bila ada perubahan biokimia yang halus saja dapat menyebabkan perbedaan
genetika dalam perjalanan evolusinya. Jadi dalam waktu yang lama keanekaragaman
serangga dan tumbuhan meningkat, kemudian hidup dalam bentuk nicia suatu
lingkungan.
Asas 9
“ Keanekaragaman komunitas
apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas. ”
Pada
asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan antara
biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Contoh : Spesies
bertambah dan terdapat juga tumbuhan dalam bentuk komunitas tumbuhan yang
berlapis-lapis.
Asas 10
“ Pada lingkungan yang
stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan
waktu naik mencapai sebuah asimptut. ”
Implikasi
dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan
memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan
pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
Contoh : Apabila
suatu masyarakat berkembang semakin maju, memang secara keseluruhan ada
penurunan harga energi per unit produksi kotor nasional (gross national
product), tetapi pada waktu yang sama produksi kotor nasional per kapita naik
dengan sangat cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran energi per
orang.
Asas 11
“ Sistem yang sudah
mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). ”
Arti
dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir
melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau
dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih
tinggi keanekaragamannya
Contoh : Tenaga
kerja dari ladang,kampung, kota kecil mengalir ke kota besar(metropolitan)
karena keanekaragaman kehidupan kota besar melebihi tempat asalnya. Atau
cendekiawan yang berasal dari daerah enggan kembali ke asalnya, karena taraf
keanekaragaman penghidupan kota besar lebih tinggi dari daerah asalnya. Dengan
demikian keahlian, bakat, tenaga kerja mengalir dari daerah yang kurang ke
daerah yang lebih beraneka ragam corak penghidupannya.
Asas 12
“ Kesempurnaan adaptasi
suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam
keadaan suatu lingkungan. ”
Asas
ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Implikasi dari asas ini bahwa
sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua
tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.
Contoh : Adaptasi
secara tiba-tiba oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak di daerah tropika
yang kaya keanekaragaman.
Asas 13
“ Lingkungan yang secara
fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi. ”
Asas
ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap,
jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila
terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan
mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman
biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi
dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik
yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan
efisiensi penggunaan energi.
Contoh : Jumlah
spesies tumbuhan dan hewan habis di eksploitasioleh manusia dan menyebabkan
semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Maka dari itu, perlu diperlukan suatu
ilmu untuk menjaga ekosistem ini tetap berjalan baik
Asas 14
“ Derajat pola
keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan
dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu. ”
Asas
ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang
tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan
derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Contoh : Burung
elang sangat tergantung pada tikus tanah sebagai sumber makanan utama, dan
tikus tanah sangat bergantung pada spesies tumbuhan, tumbuhan tersebut tergantung
pada jenis tanah tertentu untuk hidupnya.
Sumber :
http://ayuputriyulianty.blogspot.com/2011/12/azas-azas-pengetahuan-lingkungan.html
http://intanpermata23.blogspot.com/2013/11/14-asas-ilmu-lingkungan.html
Komentar
Posting Komentar